Minggu, Juli 6, 2025
spot_img
BerandaKepriBatamFakta-Fakta Sejarah Hotel Purajaya (1): Membangun Optimisme Pariwisata Pulau Batam

Fakta-Fakta Sejarah Hotel Purajaya (1): Membangun Optimisme Pariwisata Pulau Batam

Batam, Daulat Kepri (27 Mei 2025):

Pulau Batam pada 1988 masih diselimuti hutan dan lahan kosong. Pengelola Pulau Batam, yakni Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (OPDIPB) berkantor tidak sibuk mencabut dan mengalokasikan tanah, karena investor yang ingin mengembangkan usaha masih banyak yang enggan mengucurkan modal. Sebuah badan usaha yang berdiri di hadapan notaris Tanjungpinang, R Minarno Hardjokoesoemo, nama badan usahanya CV Pulau Lestari (CVPL), disahkan pada 1984.

CVPL memberanikan diri mengelola tanah kosong di sisi timur laut Pulau Batam, yang sejak dulu dikenal dengan Nongsa. CVPL memohonkan 10 hektar lahan untuk dibangun hotel berkelas internasional. Sebuah langkah berani dengan modal hampir Rp200 miliar ketika itu. Meski rata-rata kawasan di Pulau Batam masih kebanyakan kosong melompong, dan kehadiran pariwisata masih hitungan jari setiap hari, namun keberanian pemilik CVPL, Zulkarnain Kadir, cukup memberi rasa kagum pada pejabat OPDIPB ketika itu.

Catatan sejarah, Kota Batam saat itu masih berstatus sebagai Kota Administratif, belum daerah otonom seperti sekarang. Kawasan-kawasan Industri baru mulai mucul, seperti Batamindo yang dikelola pemodal asing. Infrastruktur belum memadai, jalan penghubung Sekupang dengan kawasan Baloi, Batam Center, dan Batu Besar, masih mulai dirintis. Kondisi jalan raya yang seadanya, tidak menjadi masalah bagi CVPL mendirikan gedung hotel berkelas internasional.

Blue print hotel Purajaya.
Blue print hotel Purajaya yang dibangun sejak 1993, dan mulai beroperasi pada 1996.

Pada 7 September 1988, CVPL mendapatkan alokasi lahan 10 hektar dari OPDIPB dengan Penetapan Lokasi (PL) lahan nomor PT.PL/855/1988. CVPL menerima surat Sewa Tanah Pulau Batam (STPB) nomor 177/F/Dirum-Keu/7/89, sebagai pengesahan penggunaan lahan 10 hektar. STPB itu kemudian disusul dengan terbitnya Surat Perjanjian (SPj) nomor 264/SPJ/KA-AT/XI/93 pada 30 November 1993, disertai dengan Surat Keputusan (SK) Kepala OPDIPB nomor 242/SKEP/KA-AT/XI/1993.

Tahun yang sama, CVPL membangun hotel dengan kontraktor internasional, yakni Sumitomo Densetsu Asia PTE LTD dari Jepang, dengan gambar perencanaan konstruksi dibuat pada November 1993. Pada 4 Februari 1994, CVPL memperoleh Izin Mendirikan Bangunan dari OPDIPB yang dikenal dengan Otorita Batam (OB) ditandatangani oleh Direktur Pembangunan, Rustam Hutapea atas nama Kepala OB, BJ Habibie. Sejak saat itu, pembangunan berjalan mulus, hingga hotel mulai beroperasi pada 1996. Eksistensi Purajaya diikuti juga dengan masuknya sejumlah usaha di bidang pariwisata di kawasan Nongsa, yakni Hotel Batam View, lapangan golf Palm Spring, dan Tering Bay.

Salah satu sudut pandang di Hotel Purajaya
Salah satu sudut pandang asri di Hotel Purajaya sebelum dirobohkan oleh PT Pasifik Estatindo Perkasa pada Juni 2023.

Pada akhir 1996, hotel Purajaya mulai beroperasi dengan jumlah kamar 120 kamar, secara bertahap bertambah jumlahnya menjadi sekitar 180 kamar, yang terdiri dari kamar Deluxe. Di awal 2000-an, hotel semakin diminati wisawatan, terutama wisatawan luar negeri, sehingga CVPL menambah kapasitas menjadi sekitar 218 kamar deluxe, 2 kamar Junior Suite, dan 1 kamar President Suite. Hotel yang sangat diminati banyak wisatawan karena memiliki jaringan pemasaran hingga ke negara-negara Asean.

Pada 8 April 2002 CVPL berubah status badan hukum dari CV menjadi PT, yakni PT Dani Tasha Lestari, yang didirikan pada 8 April 2002, dengan Notaris Venny, S.H nomor akta C-10652 HT.01.01.TH.2002. Dalam perjalanannya, lahan Pura Jaya hotel tidak lagi hanya 10 hektar, tetapi bertambah luas menjadi 30 hektar yang terdiri dari 2 persil, yakni seluas 20 hektar dibangun fasilitas pendukung hotel, diperoleh pada 1993 dari Otorita Batam. Persil itu menambah luas area hotel yang kemudian menjadi hotel dan resort menjadi 30 hektar, yang sebelumnya hanya 10 hektar pada 1988.

PT DTL sebagai pemilik dan pengelola Hotel Purajaya & Resort adalah sebuah hotel kebanggaan di Batam, terutama masyarakat Melayu Kepri, yang memiliki nilai sejarah. Hotel itulah yang kemudian memiliki andil besar dan menjadi saksi bisu berdirinya Provinsi Kepulauan Riau. Hotel kebanggaan, bukan saja oleh kalangan bangsa Melayu, tetapi oleh segenap warga Kepri yang mengingat sejarah. Tetapi, mengapa hotel itu kini hilang dari sejarah? Kami akan paparkan pada tulisan berikutnya. (Bersambung).

Redaksi.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments