Daulatkepri.com] Gelombang kekecewaan publik terhadap kinerja Bea Cukai Batam makin meluas.Rokok ilegal bermerek HD, OFO, dan T3 masih mudah ditemukan di warung-warung hingga kios pinggir jalan. Bahkan, sebagian produk disebut menyeberang keluar Batam menuju wilayah lain di Kepri.Batam[27/10/ 2025].
Kenyataan ini dianggap bukti nyata bahwa pengawasan Bea Cukai Batam lumpuh di lapangan.
“Bertahun-tahun masalahnya sama, tapi hasilnya nihil. Kalau tidak mampu, sebaiknya mundur terhormat,” ujar salah satu tokoh masyarakat Batam.

Penindakan Palsu: Kecil Dihantam, Besar Dibiarkan
Kemarahan publik berpuncak pada pola penindakan yang disebut tidak menyentuh akar masalah.
Pedagang kecil jadi sasaran, sementara produsen, gudang, dan jaringan distribusi besar seolah kebal.
“Mereka hanya tangkap yang tak punya daya lawan. Mafia aslinya bebas tertawa,” ucap seorang aktivis pengawas fiskal.
Asimetri hukum ini menimbulkan kecurigaan publik terhadap adanya jaringan pelindung di balik bisnis gelap tersebut.

Program Nasional ‘Gempur Rokok Ilegal’ Macet di Batam
Meski pemerintah pusat gencar menggaungkan operasi nasional, Batam justru seolah jadi titik paling lemah dalam rantai pengawasan.
Indikasinya jelas:
Kebocoran penerimaan negara tetap besar
Rokok tanpa cukai beredar bebas di pasar
Distribusi lintas daerah tak pernah benar-benar terputus
Instruksi pusat gagal diterjemahkan menjadi tindakan nyata di lapangan.
Ajakan Publik Laporkan Rokok Ilegal: Bukti Lemahnya Intelijen Bea Cukai
Pernyataan Kepala Bea Cukai Batam, Zaky Firmansyah, yang menantang masyarakat untuk mengirim lokasi penjualan rokok ilegal, justru menimbulkan polemik tajam.
“Kalau masyarakat tahu, tapi aparat tidak tahu itu bukan tantangan, itu pengakuan kegagalan intelijen,” sindir pengamat kebijakan publik.
Publik menilai, penegakan hukum tidak boleh bergantung pada laporan warga, tapi harus berdasarkan kemampuan intelijen dan operasi rahasia yang solid.

Desakan Evaluasi dan Tuntutan Mundur
Gelombang tekanan kini datang dari berbagai arah: organisasi masyarakat, aktivis, dan komunitas pengawas anggaran.
Semua menuntut satu hal: evaluasi total terhadap Bea Cukai Batam.
Poin tuntutan publik:
Transparansi hasil penindakan
Pemutusan rantai distribusi hingga ke aktor modal
Penegakan hukum tanpa pandang bulu
Evaluasi kepemimpinan Zaky Firmansyah jika tak mampu melakukan reformasi cepat
“Sudah cukup. Batam butuh pemimpin yang bisa bekerja, bukan sekadar berbicara,” tegas seorang akademisi lokal.
Seruan Terakhir: Hentikan Jargon, Bongkar Jaringan
Masyarakat menegaskan, mereka tak lagi mau mendengar janji atau slogan. Yang dibutuhkan sekarang adalah tindakan nyata.
Tangkap pemodal besar.
Bongkar gudang penyimpanan.
Putuskan jalur logistik antar daerah.
Ungkap pelindung di balik layar.
“Selama aktor kuat masih aman, perang melawan rokok ilegal hanya sandiwara,” ujar pemerhati ekonomi Kepri.

Batam Tak Boleh Jadi Surga Rokok Ilegal
Arahan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tentang zero tolerance terhadap rokok ilegal kini diuji di Batam.
Publik menunggu hasil, bukan konferensi pers.
Yang dibutuhkan adalah konfrontasi nyata terhadap pengendali jaringan, bukan retorika.
“Kalau tidak ada perubahan besar dalam waktu dekat, publik berhak meminta Zaky Firmansyah mundur,” tegas pernyataan sejumlah tokoh masyarakat.
Terakhir,
Batam kini di persimpangan:
Berani menindak ke atas atau tenggelam dalam kompromi.
Satu hal pasti publik tidak akan lagi diam.












